Author : Ahmad Aziz Hartawan , Renny Rakhmawati, Eka Prasetyono
Abstrak
Pada Gardu Induk Transmisi, rectifier digunakan sebagai suplai utama dari komponen DC seperti motor PMT dan motor PMS. Namun kegagalan pada komponen listrik tidak selalu dapat dihindari. Rectifier akan mengalami kegagalan ketika dioda sebagai komponen utamanya mengalami kerusakan. Kerusakan ini dapat disebabkan oleh naiknya tegangan yang melebihi breakdown voltage dari dioda atau kapasitas arus yang mengalir pada dioda melebihi batas kemampuan dioda. Kerusakan yang terjadi pada rectifier tentunya dapat mengganggu kinerja dari motor PMS dan PMT. Sehingga dibutuhkan alat pendeteksi sekaligus pengaman kerusakan dioda agar umur komponen DC pada Gardu Induk Transmisi terjaga. Proyek akhir ini akan merancang suatu alat baru yang dapat berfungsi sebagai pendeteksi kerusakan dioda sekaligus pengaman beban dari kerusakan dioda pada rectifier. Dioda memiliki nilai tegangan yang sama dengan tegangan sumber. Bila alat ini mendeteksi adanya salah satu dioda yang memiliki tegangan lebih rendah dari tegangan sumber, maka alat akan mendeteksi bahwa terjadi kerusakan dioda secara open circuit lalu mengaktifkan buzzer dan relay dalam waktu < 3 detik dan mengirimkan notifikasi telegram dalam waktu < 21 detik. Sedangkan ketika terjadi kerusakan dioda secara short circuit, maka MCB akan terputus secara otomatis menyebabkan seluruh dioda tidak teraliri arus dan nilai tegangannya mendekati nol. Dengan kondisi inim alat akan mengirimkan notifikasi telegram dalam waktu < 15 detik. Dengan begitu proses pemeliharaan dapat segera dilakukan.
PENILAIAN TINGKAT KERAWANAN TANAH LONGSOR DI KABUPATEN PACITAN DENGAN AHP-NATURAL BREAK BERBASIS MOBILE
Author : Silfiana Nur Hamida , Arna Fariza, Arif Basofi
Abstrak
Tanah longsor menjadi salah satu bencana alam yang kerap terjadi khususnya di musim penghujan. Pada lokasi – lokasi dengan tipe topografi yang curam dan merupakan jenis bencana terbesar ketiga di Indonesia setelah bencana banjir dan puting beliung. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) lebih dari 95 persen bencana yang terjadi pada Kabupaten Pacitan adalah bencana dengan jenis hidrometeorologi, yaitu bencana yang dampaknya dipicu oleh kondisi cuaca dan iklim. Kabupaten Pacitan merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi terjadinya bencana tanah longsor dikarenakan 85 persen wilayahnya terdiri dari perbukitan yang menyebar diseluruh wilayah kabupaten. Selain itu, tingkat resiko tanah longsor ini berkisar rata-rata 366,651 Ha sampai 752,042 Ha dan peristiwa tersebut akan mengancam kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh bencana tanah longsor, dan jika terus – menerus dibiarkan maka akan mengakibatkan korban jiwa manusia, merusak lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologisnya. Aplikasi untuk mengetahui daerah tingkat kerawanan longsor sangat berguna untuk meminimalisir dampak dan kerugian terhadap masyarakat Pacitan. Penelitian ini mengembangkan perangkat lunak untuk mengetahui tingkat kerawanan bencana tanah longsor di Kabupaten Pacitan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) - Natural break. AHP menghitung nilai prioritas pada setiap kelurahan berdasarkan beberapa faktor yaitu kejadian longsor, curah hujan, kemiringan dan gempa. Natural break melakukan klasifikasi tingkat kerawanan berdasarkan nilai dari hasil total rasio perhitungan AHP yang menghasilkan tingkat kerawanan rendah, sedang dan tinggi. Aplikasi ini dikembangkan berbasis android yang memberikan informasi mengenai fitur penilaian tingkat kerawanan longsor, riwayat longsor, BPBD Pacitan, tentang aplikasi dan informasi cuaca kepada masyarakat Kabupaten Pacitan. Berdasarkan pengujian pada data tahun 2011 -2020, nilai GVF (Goodness Variance Fit) hasil klasifikasi mencapai nilai rata-rata 0.66 dengan nilai minimal 0.42 dan maksimal 0.90 menunjukkan hasil yang bagus untuk mengetahui tingkat kerawanan pada setiap kelurahan. Sehingga aplikasi ini dapat digunakan sebagai sarana pendukung pemerintah dalam mengatasi bencana tanah longsor di Kabupaten Pacitan.
IMPLEMENTASI ALGORITMA PASSING PADA ROBOT SEPAK BOLA BERODA ERSOW
Author : Risky Eka Wibowo , Anhar Risnumawan, Zaqiatud Darojah, Iwan Kurnianto Wibowo
Abstrak
ERSOW (EEPIS Robot Soccer On Wheeled) merupakan tim robot sepak bola beroda Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) yang berlaga dalam Kontes Robot Sepak Bola Indonesia Beroda. Penelitian dalam bidang robot sepak bola beroda banyak dilakukan pada kecerdasan robot seperti bagaimana robot mendeteksi dan mencari bola, menggiring bola, mengumpan bola, menghindari lawan, dan komunikasi robot dalam tim. Dalam rancangan tema Tugas Akhir ini difokuskan pada bagaimana robot melakukan passing, yaitu kemampuan robot dalam hal mengumpan dan menerima bola. Robot mengetahui posisi robot teman dengan deteksi objek cover dan komunikasi antar kedua robot menjadi faktor penting keberhasilan passing. Robot pengumpan menyesuaikan dengan posisi robot penerima dan selanjutnya melakukan umpan ke robot penerima. Robot penerima akan menyesuaikan orientasinya terhadap robot pengumpan berdasarkan bola agar bola dapat ditangkap dengan baik. Hasil pengimplementasian algoritma passing telah dilakukan pada latihan dan lomba Kontes Robot Sepak Bola Beroda Indonesia pada tahun 2021. Persentase keberhasilan kedua robot dalam menjalankan algoritma passing sebanyak 423 kali adalah 98.83%.
PEMBUATAN APLIKASI MONITORING SENSOR GALVANIC SKIN RESPONSE (GSR) PADA APLIKASI WIRELESS BODY AREA NETWORK (WBAN)
Author : Tonny Adi Hartanto , M. Udin Harun Al Rasyid, Isbat Uzzin Nadhori
Abstrak
Perkembangan dunia medis semakin menarik dengan munculnya suatu perangkat yang mampu mengoleksi data kesehatan seorang pasien dari jarak jauh secara otomatis. Wireless body area network ( WBAN ) adalah jaringan node sensor biomedis yang terhubung secara wireless untuk komunikasi di dalam dan dekat area tubuh. Jaringan tersebut tersusun dari node biomedis yang kecil dan berdaya rendah (low-power). Kurang efektifnya proses monitoring kondisi kesehatan pasien di rumah sakit, klinik, maupun puskesmas saat ini. Maka diperlukan penerapan Wireless Body Area Network (WBAN) untuk keefektifan monitoring kesehatan dari jarak jauh sehingga lebih menghemat waktu. Dengan diimplementasikannya proyek akhir ini, maka data GSR setiap user dapat dikoleksi dan dimonitor pada jarak yang jauh (melalui jaringan LAN maupun internet).
TEKNIK CHANNEL RECIPROCITY UNTUK PEMBANGKITAN KUNCI RAHASIA BERBASIS DEEP LEARNING
Author : Dewi Cahyo Wulandari , Mike Yuliana, Amang Sudarsono
Abstrak
Teknologi wireless merupakan sebuah perkembangan teknologi modern dimanaa pertukaran data dan komuikasi dapat dilakukan tanpa menggunakan kabel yang pada saat ini tidak dapat dilepaskan dalam kegiatan sehari-hari. Namun, dibalik kemudahan teknologi wireless ini terdapat sebuah permasalahan atau ancaman berupa penyadapan dan pencurian data. Sehingga, pada Proyek Akhir ini akan dibuat sebuah sistem pembangkit kunci yang diharapkan dapat digunakan untuk sistem keamanan untuk teknologi wireless. Pada Proyek Akhir ini teknologi yang digunakan adalah LoRa. Namun, tingkat pembangkitan kunci pada LoRa seringkali rendah dikarenakan faktor lingkungan. Salah satu cara mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan pengkondisian nilai koefisien korelasi RSSI yang tinggi. Pada Proyek Akhir ini dibuat sebuah sistem pembangkitan kunci untuk meningkatkan Reciprocity Channel berbasis metode pra proses Deep Learning dan metode Kuantisasi Uniform agar didapatkan nilai koefisien korelasi yang tinggi. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, Long Short Term Memory mampu meningkatkan nilai korelasi, dengan kenaikan kolerasi tertinggi didapatkan yaitu 0.999 dari kolerasi sebelum praproses sebesar 0.504 pada skenario outdoor 300 meter. Proses kuantisasi dengan menggunakan kuantisasi uniform, hasil dari kuantisai ini adalah 1 bit antara 0 atau 1. Bit sebelum kuantisai berubah sesuai parameter e yang digunakan pada semua skenario. Pada proses error correcting menggunakan BCH (31,6) dapat mengoreksi seluruh blok yang diproses, hasil bit tertinggi terdapat pada scenario indoor 10 meter dengan jumlah bit sisa sebanyak 2970 bit. KGR tertinggi pada proses BCH (31,6) didapatkan pada skenario indoor 10 meter sebesar 1.1193 bit/s. Skenario yang menghasilkan kunci terbanyak adalah indoor 10 meter yaitu sebanyak 23 kunci. Waktu komputasi keseluruhan system pada setiap skenario rata-rata sekitar 47 menit.
Kategori
D3 Teknik ElektronikaD3 Teknik Telekomunikasi
D3 Teknik Elektro Industri
D3 Teknik Informatika
D3 Teknologi Multimedia Broadcasting
D4 Teknik Elektronika
D4 Teknik Telekomunikasi
D4 Teknik Elektro Industri
D4 Teknik Informatika
D4 Teknik Mekatronika
D4 Teknik Komputer
D4 Teknik Teknologi Game
S2 Teknik Elektro
S2 Teknik Informatika dan Komputer