APLIKASI SWITCHING SPWM (SINUSOIDAL PULSE WIDTH MODULATION) PADA PENGATURAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS MIKROKONTROLLER “STM32F4 DISCOVERY” , (PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM PENGEMUDIAN ELEKTRIK)
Author : Fera Erawati  , Era Purwanto, Suhariningsih

Abstrak

Selama beberapa dekade terakhir, bidang kemudi listrik terkontrol (controlled electrical drive) telah mengalami ekspansi yang cepat terutama karena berkembangnya penggunaan mikrokontroler, oleh karena itu dibutuhkan suatu mikrokontroller untuk pengembangan modul pengemudian elektrik untuk pengaturan motor induksi tiga fasa dengan mengaplikasikan SPWM. Maka digunakanlah mikrokontroller STM32F4 Discovery . Switching SPWM merupakan metode swiching yang membandingkan gelombang sinus dengan gelombang segitiga. Sehingga dari switching SPWM dapat mengatur kecepatan dengan merubah nilai frekuensi dari yang terendah yaitu 0Hz hingga 50Hz. Disini dengan mengatur nilai frekuensi dapat merupah lebar pulsa SPWM yang disebut ma sehingga kecepatan dapat diatur dari frekuensi. Hasilnya dari frekuensi terendah hingga tertinggi adalah kecepatan terendah 0 rpm dan yang tertinggi 1418 rpm. Dari hasil yang diperoleh bahwa semakin besar nilai frekuensi semakin besar pula nilai kecepatan.


IMPLEMENTASI MULTIHOP COMMUNICATION PADA ALUR TRANSMISI DATA DALAM AQUACULTURE SYSTEM PLAN LAMONGAN

Author : Raka Umbu Putra Sulum  , Agus Indra Gunawan, Ali Husein Alasiry

Abstrak

Didalam area budidaya perairan khususnya budidaya udang terdapat banyak petak pada tambak. Pada setiap petak terdapat Automatic Feeder yang berdiri sendiri. Automatic Feeder berfungsi untuk mengontrol jumlah dan frekuensi pemberian pakan. Posisi Automatic Feeder yang tersebar pada setiap petak menyebabkan user membuang banyak waktu dan tenaga dalam pengoperasian. Tujuan dari pembuatan Proyek Akhir ini adalah untuk meningkatkan efesiensi user pada pengoperasian. Dengan adanya masalah tersebut, proyek akhir ini mengajukan konsep multihop communication. Jarak maksimal untuk ClientNode dan MasterNode pada tambak adalah sejauh 50m dengan prosentase keberhasilan 100% tanpa penghalang pada waktu pagi, siang dan malam. Konsep multihop dapat diimplementasikan pada tambak, dengan metode pencarian jalan node secara otomatis (Auto Route).


RANCANG BANGUN ALAT VALIDASI KWH METER 3 FASA ELEKTRONIK

Author : Raphin Irbath Andhika Pratama  , Sutedjo, Eka Prasetyono

Abstrak

Alat Pengukur dan Pembatas atau APP merupakan elemen yang penting dalam proses jual beli tenaga listrik karena pada alat ini merupakan titik dimana transkasi jual/beli tenaga listrik dilakukan. Upaya pemeliharaan Alat Pengukur dan Pembatas pada PT. PLN (Persero) dilakukan untuk memastikan bahwa APP masih dapat bekerja sebagai sistem pengukuran dan sistem pembatas dengan baik dan benar sesuai dengan jangkauan kelas akurasisnya untuk menekan susut nonteknis. Dalam upaya pemeliharaan ini dilakukan kegiatan validasi APP dengan cara pengukuran error pada kWh meter. Validasi pada kWh meter 3 fasa elektronik dilapangan dilakukan dengan cara manual sehingga cara ini dirasa kurang efektif karena dapat menimbulkan potensi kesalahan baca dan kesalahan perhitungan. Dengan Alat Validasi kWh meter 3 fasa elektronik mempermudah petugas lapangan P2TL dan petugas HARMET (Pemeliharaan Meter) membaca daya yang terukur oleh kWh meter dengan pembacaan kedipan indikator impulse kWH meter, yang dibandingkan dengan pengukuran daya di sisi pelanggan melalui modul PZEM-004T pada waktu yang sama sehingga didapatkan nilai error kWh meter apakah sesuai atau tidak sesuai dengan kelas meter. Dari hasil pengujian dengan APP pada kelas 1 rentang error dalam kondisi normal pada rentang kurang dari sama dengan 1 persen, dimana didapatkan dari hasil pengujian pengukuran oleh PZEM-004T mengukur daya total sebesar 222.00 W dan pengukuran kedipan impulse kWh meter mengukur daya sebesar 222.00 W, sedangkan kondisi tidak sesuai disimulasikan kWh meter tidak mengukur salah satu fasa, pengukuran kedipan impulse kWh meter mengukur daya sebesar 186.0 W dan pengukuran modul PZEM-004T mengukur daya total sebesar 291.2 W sehingga rentang error lebih dari satu persen melebihi batas kesalahan pada kelasnya.


PEMANFAATAN PANAS OUTDOOR AC(AIR CONDITIONER) SEBAGAI EFFESIENSI DAYA PADA PROSES PENGERINGAN PAKAIAN INDUSTRI LAUNDRY

Author : Angga Dony Saputra  , Hendik Eko HS, Rusiana

Abstrak

Proses pengeringan pakaian pada industry laundry sebagian besar dilakukan dengan dengan cara konvensional dan memerlukan waktu yang lama sedangkan dengan mesin pengering yang menggunakan listrik membutuhkan konsumsi daya yang sangat besar.Hal ini bergantung pada kondisi suhu dan kelembaban di lingkungan sekitar yang berubah-ubah serta dapat menghabiskan biaya yang cukup besar. Tidak menentunya suhu dan kelembaban sekitar dapat memperlama waktu proses pengeringan pakaian. Seperti yang kita ketahui sebagian besar industry laundry menggunakan Air Conditioner (AC) sebagai pendingin ruangan agar pegawai dan pelanggan merasa nyaman,akan tetapi sering kita jumpai banyak yang tidak memanfaatkan sisa hasil buang dari AC dengan baik. Maka dari itu untuk dapat memanfaatkan panas sisa hasil buang AC tersebut dapat kita gunakan sebagai salah satu sumber pemanas pada lemari pengering pakaian pada industry laundry yang ada. Sistem tersebut terdiri dari heater yang berfungsi sebagai alat untuk menaikkan suhu dan untuk sirkulasinya dibantu oleh exhaust dan blower sehingga penyebaran panas agar merata. Dalam perancangan sistem suatu peralatan elektronik yang mempunyai kemampuan untuk membantu proses pengeringan pakaian secara terkontrol, digunakan rangkaian mikrokontroller ATMEGA 16 dan dengan sensor temperatur dan kelembaban berupa IC SHT 11. Sensor tersebut digunakan untuk membaca suhu dan kelembaban dalam kabin pengering. Yang menjadi perbedaan antara pengeringan secara manual dengan otomatis adalah perbedaan waktunya, pada pengeringan pakaian secara terkontrol dapat mempercepat proses pengeringan pakaian serta menghemat pemakaian daya listrik dibandingkan dengan cara konvensional.


PENGATURAN PENYIRAMAN TAMAN SECARA TERJADWAL DENGAN MENGATUR DEBIT AIR MELALUI LOGIKA FUZZY

Author : Fauzi Dwi Wibowo  , Gigih Prabowo, Endro Wahjono

Abstrak

Pembuatan taman atau penanaman pohon sangat diperlukan di kota-kota besar, untuk menambah oksigen yang berkurang akibat banyaknya kendaraan bermotor yang membuat polusi udara. Khususnya di jalan – jalan besar yang padat akan kendaraan yang melintas. Energi matahari merupakan sumber energi terbaharukan yang ketersediannya tidak terbatas yang dapat dikonversi menjadi energi listrik yang digunakan sebagai sumber pengisian baterai untuk menyalakan pompa air sebagai penyiraman taman secara otomatis, agar dalam pemeliharaan tanaman dapat terjaga dan mengurangi pengeluaran tenaga lebih untuk penyiraman secara manual. Baterai yang digunakan memiliki kapasitas 48 Volt, 32 Ah, yang akan dinaikkan tegangan menggunakan Full Bridge DC-DC Converter menjadi 312 Volt. Agar dapat menyuplai tegangan pada pompa air digunakan inverter sebagai alat untuk mengonversi tegangan DC manjadi AC dengan tegangan output inverter diharapkan adalah 220 Volt supaya pompa air dengan daya listrik 125 Watt bisa berjalan. Penyiraman dilakukan dengan jumlah debit air yang berbeda pada pagi hari dan sore hari. Pengaturan debit air dilakukan melalui perbedaan kelembaban tanah pada taman. Ketika keadaan kering dengan kelembaban tanah antara 0 – 20 %RH, debit air yang diperlukan untuk penyiraman adalah 25 L/m, sedangkan ketika kelembaban tanah antara 21 – 40 %RH, debit air yang diperlukan adalah 20,8 L/m. Kontrol fuzzy yang dibuat berfungsi dengan baik, ketika sistem diberikan gangguan, untuk kembali mencapai set point sebesar 25 L/m diperlukan waktu sekitar 15 detik, sedangkan untuk set point 20,8 L/m diperlukan waktu sekitar 10 detik untuk mencapai keadaan steady state.