SISTEM PELAPORAN MASYARAKAT KEPADA DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA KABUPATEN SUMENEP
Author : Yani Nur Hasanah  , M. Udin Harun Al Rasyid, Fadilah Fahrul Hardiansyah

Abstrak

Pada masa pemerintahan sekarang ini banyak sekali aspirasi atau harapan masyarakat daerah yang kurang terpenuhi karena kurangnya hubungan antara masyarakat dengan pemerintah di daerah mereka. Aspirasi sendiri merupakan harapan yang besar dari semua masyarakat daerah melaporkan hal yang kurang benar untuk suatu perubahan yang lebih baik dengan tujuan untuk meraih keberhasilan di masa yang akan datang. Sampai saat ini pun masyarakat masih manggunakan cara manual untuk melapor kepada bina marga. Dengan cara manual seperti itu tentu saja akan menyulitkan pihak bina marga dalam pengarsipan dan penyimpanan data. Dengan cara manual juga akan mempersulit pihak bina marga untuk melihat jumlah laporan dari setiap kategori yang disediakan bina marga. Juga akan mempersulit pencarian data yang sudah tereleasikan, serta data mana yang belum tererelasikan. Maka, dibuatlah Sistem Pelaporan Masyarakat Kepada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sumenep berbasis Client-Server ini. Sistem (aplikasi) ini diharapkan bisa membantu kedua belah pihak, baik dari masyarakat maupun dari pihak bina marga. Sistem ini juga mempermudah dalam hal pencarian data, pencarian pengguna, serta laporan banyak nya jumlah laporan yang masuk.


PERANCANGAN SENSOR SALINITAS UNTUK AIR TAMBAK MENGGUNAKAN KECEPATAN AKUSTIK DAN IMPEDANSI AKUSTIK YANG DIAMBIL DARI SINYAL ECHO AKUSTIK

Author : Dananjaya Endi Pratama  , Agus Indra Gunawan, Rusminto Tjatur Widodo

Abstrak

Budidaya udang memiliki potensi yang sangat baik di Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari meningkatnya hasil budidaya udang di Indonesia. Faktor yang mempengaruhi peningkatan hasil budidaya udang adalah kualitas air tambak. Salah satu parameter yang biasa digunakan untuk menunjukkan kualitas dari air tambak adalah salinitas. Terdapat beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengukur salinitas air tambak, yaitu refraktometer dan sensor probe. Namun kedua alat ini memiliki kekurangan dalam pengukuran secara kontinyu, yaitu reafraktometer hanya bisa digunakan secara periodik dan menggunakan sampel air, sedangkan sensor probe dapat berkarat apabila dicelupkan di dalam air secara terus menerus. Berdasarkan kondisi tersebut diperlukan sebuah alat yang dapat mengukur nilai salinitas air secara kontinyu. Sebuah teknik pengukuran menggunakan gelombang ultrasonik menjadi solusi dalam permasalahan ini. Pengukuran dilakukan dengan mentransmisikan sinyal ultrasonik 40 KHz yang dapat merambat melalui medium berupa air tambak. Selanjutnya sinyal tersebut akan diterima kembali sehingga menghasilkan informasi kecepatan akustik dan impedansi akustik. Selain itu juga dihasilkan densitas dari kombinasi kedua informasi tersebut. Impedansi akustik dan densitas akan dikonversi menjadi salinitas dengan menggunakan kurva kalibrasi yang dibuat dari larutan garam NaCl, KCl, dan MgCl2 dengan konsentrasi 0% - 10%. Sedangkan kecepatan akustik akan dikonversi menjadi salinitas menggunakan formula Del Grosso. Berdasarkan hasil pengujian, pengukuran salinitas menggunakan kecepatan akustik mendapatkan hasil yang lebih baik dibanding yang lain, dengan error sebesar 2% - 10%.


PROYEK EQC-ONE (EXTENDED QUAD COPTER-ONE): “STUDI KASUS PADA X-4 FLYER MENGGUNAKAN MATLAB SIMULINK”

Author : Firman Aditama  , Endra Pitowarno

Abstrak

Kebutuhan wahana terbang tanpa awak atau UAV (Unmanned Aerial Vehicle) untuk pengamatan udara cukup dibutuhkan karena memerlukan biaya yang lebih sedikit dibandingkan biaya penerbangan dengan pesawat berawak. Pada penelitian ini, akan dikembangkan simulasi yang digunakan untuk kontrol ketinggian quadcopter (sumbu Z) menggunakan simulasi MATLAB Robotic Toolbox dan membandingkan performansi gerak quadcopter menggunakan metode kontrol P, PD, PI, dan PID dan menganalisa pengaruh nilai masing-masing konstanta pada kontrol PID. Sedangkan untuk mengatur pergerakan sumbu rotasi dan translasi digunakan kontroler PD. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa metode kontrol PD memiliki performansi terbaik dibandingkan kontroler lainnya.


SKEMA ADAPTIVE BUFFERING UNTUK MENGURANGI PAKET HILANG PADA WIRELESS SENSOR NETWORK

Author : Firstdio Putra Bimantacha  , M. Udin Harun Al Rasyid, Ferry Astika Saputra

Abstrak

Buffer merupakan salah satu element penting yang pada suatu komunikasi dalam jaringan wireless sensor network. Buffer merupakan media penyimpanan sementara yang digunakan untuk menampung paket data yang dikirim oleh node yang lain. Pada penelitian ini akan dibandingkan kinerja dari adaptive buffer dan static bufer. Dengan beberapa parameter yang dibandingkan yaitu throughput, delay, rasio paket terkirim dan konsumsi energi. Topologi yang digunakan oleh kedua skenario ini sama yaitu topologi multi-hop. Setelah melakukan percobaan, dengan data yang dihasilkan dari percobaan tersebut. Dengan data yang dihasilkan kita jadi dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan masing-masing skenario yang diujikan. Pada penelitian ini didapatkan hasil akhir bahwa adaptive buffer memiliki kinerja yang lebih bagus daripada static buffer dari segi throughput, delay, rasio paket terkirim, dan konsumsi energi.


DESAIN DAN IMPLEMENTASI INTERLEAVED BOOST CONVERTER DENGAN ALGORITMA MPPT MODIFIED INCREMENTAL CONDUCTANCE UNTUK REDUKSI OSILASI

Author : Gigih Hernain Nanda Aldiantama  , Novie Ayub Windarko, Lucky Pradigta Setiya Raharja

Abstrak

Pada sebagian besar algoritma MPPT osilasi pada kondisi steady-state menyebabkan kerugian daya (losses) pada sistem tersebut. Untuk menangani masalah tersebut dirancanglah algoritma Modified Incremental Conductance, dengan menggunakan kesalahan minimal yang diperbolehkan untuk mengurangi osilasi pada kondisi steady-state serta menambahkan variable step size untuk mempercepat pelacakan titik daya maksimum. Dari hasil pengujian berbasis simulasi menggunakan aplikasi PSIM diketahui bahwa simulasi Three-Legs Interleaved Boost Converter dengan MPPT Modified Incremental Conductance dapat melakukan pelacakan titik daya maksimum dengan lebih cepat dan dengan osilasi daya yang lebih kecil apabila dibandingkan dengan MPPT Incremental Conductance. Dari hasil pengujian pada kondisi normal atau bisa dikatakan tidak terjadi perubahan nilai irradiasi matahari, algoritma Modified Incremental Conductance dapat mencapai titik daya maksimum yaitu sebesar 199,456 Watt dari daya modul PV 200 Watt dengan waktu pelacakan 0,201 detik. Dari hasil pengujian dengan nilai irradiasi yang divariasi, algoritma Modified Incremental Conductance dapat melacak titik daya maksimum rata-rata sebesar 0,19 detik dan osilasi daya rata-rata sebesar 0,016 Watt.