ANALISA PENGARUH BAFFLE CUT DAN BAFFLE SPACING TERHADAP PERFORMA TERMAL PADA SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER
Author : Indah Tri Wulandari  , Rifah Amalia, Radina Anggun Nurisma

Abstrak

Heat Exchanger adalah alat penukar panas untuk mentransferkan sebagian panas fluida panas ke fluida dingin. Alat ini merupakan peralatan umum dalam berbagai sektor industri seperti industri kimia, minyak bumi, listrik, dan sektor industri lainnya. Sehingga alat ini memiliki peran penting dalam suatu produksi atau operasi. Shell and Tube Heat Exchanger merupakan jenis HE. Salah satu model untuk meningkatkan performa yakni memvariasikan baffle cut dan baffle spacing. Penelitian dilakukan dengan simulasi menggunakam software HTRI. Variasi baffle cut 17%, 23%, 29%, 35%, dan 41%. Serta baffle spacing 150 mm, 250 mm, dan 350 mm. Analisa dilakukan dengan melihat hasil kalkulasi di software HTRI dan perhitungan, untuk mengetahui pengaruh variasi baffle terhadap nilai koefisien perpindahan panas desain Ud, koefisien perpindahan panas bersih, laju perpindahan panas q, dan efektivitas. Hasil dari penelitian ini dengan pengolahan data proyek akhir jurnal refrensi, kemudian dilakukan simulasi dengan menggunakan software HTRI. Sehingga dari variasi tersebut didapatkan nilai optimal baffle cut 35% dan baffle spacing 150 mm dengan nilai q sebesar 565237.1 Watt , Ud sebesar 211.38 Watt per meter kuadrat kelvin, Uc sebesar 301.04 Watt/m2K, ε sebesar 0.7984. Untuk variasi baffle spacing dengan hasil terendah 350 mm dengan nilai q sebesar 564196.3 Watt , Ud sebesar 211.26 Watt per meter kuadrat kelvin, Uc sebesar 28.79 Watt per meter kuadrat kelvin, ε sebesar 0.7973. Data yang diperoleh dengan variasi Low Fin Tube yakni nilai performa termal lebih besar daripada nilai saat menggunakan Plain Tube, pada variasi baffle spacing 150 mm dengan databank ke 3 1692.9 fin per meter kubik, Ht 0.559 mm ,Thick 0.254 mm. Tube Dimensions OD 19.1 mm, Plain End 0.889 mm, Finned 17.9 mm. Laju perpindahan panas q sebesar 565733.8 Watt, Ud sebesar 86.01 Watt per meter kuadrat kelvin, Uc sebesar 118.58 Watt per meter kuadrat kelvin, dan efektivitas 0.7991. Semakin besar variasi baffle cut maka nilai performa termalnya menurun.


PERANCANGAN ALAT PENGERING KERUPUK DENGAN MEMANFAATKAN GAS BUANG DARI PROSES PRODUKSI PADA INDUSTRI KERUPUK

Author : Fauzil Ashghariansyah  , Budi Nur Iman, Eru Puspita

Abstrak

Kerupuk salah satu makanan ringan yang banyak disukai oleh masyarakat Indonesia dan sering dibuat oleh sebagai pelengkap berbagai makanan sajian atau sebagai lauk pauk. Salah satu proses produksi kerupuk adalah proses pengeringan, proses pengeringan yang dilakukan sebagian besar masyarakat masih konvensional dengan memanfaatkan panas sinar matahari dan ada beberapa banyak masalah terutama yang keadaan cuaca panas yang fluktuatif dan juga kebersihan yang tidak terjaga. Di Indonesia sendiri ada dua musim yaitu musim kemarau dan hujan, maka salah satu hal yang menjadi kendala dalam proses produksi kerupuk secara konvesional ialah pada saat musim hujan. Dimana panas yang dibutuhkan dalam proses pengeringan tidak bisa terus menerus ada. Dengan perkembangan teknologi, maka dibutuhkan mesin pengering kerupuk secara otomatis dan praktis. dengan memanfaatkan gas buang dari pengukus kerupuk melalui pipa Boiler maka energi yang dibuang bisa dimanfaatkan untuk pengering kerupuk. Proses pengeringan akan dikontrol oleh metode fuzzy logiccontroller. Dengan mengatur seting point suhu, hal ini akan lebih mudah untuk mengeringkan kerupuk tanpa harus menunggu baiknya cuaca. Dan dengan adanya alat ini diharapkan mampu meningkatkan produksi kerupuk pada cuaca buruk dengan presentase kualitas dan mutu yang hampir sama ketika menggunakan pengeringan secara konvesional dimana dihasilkan menggunakan alat inkubator ini jika rentang suhu 37°C-39°C mencapai persentase kadar air yang hilang 62.79% sedangkan dengan matahari mencapai 65.79% dengan waktu pengeringan yang sama yaitu 5 jam 30 menit, namun jika suhu dalam inkubator dinaikkan maka waktu yang dihasilkan relatif lebih cepat jika menggunakan alat teknologi ini dibandingkan menggunakan pengeringan secara matahari, maka dari itu alat ini sangat cocok buat para pelaku usaha kerupuk Home Industri.


SISTEM INFORMASI GUNUNG BERAPI DI INDONESIA MENGGUNAKAN METODE SPATIAL TEMPORAL BERBASIS MOBILE

Author : Masnatul Fikriyah  , Arna Fariza, Jauari Akhmad Nur Hasim

Abstrak

Bagi beberapa orang, mengetahui sejarah Gunung Berapi dengan buku teks maupun media terasa sangat membosankan. Penggunaan media dan teknologi terkini mencoba memberikan pengalaman yang berbeda untuk semakin meningkatkan semangat belajar sejarah. Penelitian ini mengajukan suatu pendekatan baru dalam mempelajari Sejarah Gunung Berapi di Indonesia penggunaan teknologi piranti bergerak Android yang sedang populer saat ini. Melalui pendekatan spatio-temporal, informasi sejarah dalam aplikasi ini ditampilkan berdasar lokasi dalam peta sekaligus juga berdasar uturan waktu sejarah hingga mempermudah pengguna dalam mempelajari suatu peristiwa sejarah. Aplikasi menampilkan peta yang menggunakan Google Maps, dimana menampilkan lokasi Gunung meletus dengan menampilkan detail gambar Gunung. Aplikasi ini menyediakan fitur pencarian untuk mencari tahun berapa Gunung meletus. Dari berbagai fitur dan pendekatan baru ditambah dengan penggunaan piranti bergerak Android yang ringkas dan praktis membuat aplikasi ini sebagai media informasi sejarah yang dapat digunakan siapapun. Ujicoba pada beberapa pengguna memberikan hasil bahwa aplikasi ini bisa dipakai sebagai media informasi Gunung Berapi Di Indonesia.


ANALISIS PERFORMANSI SISTEM SECRET KEY GENERATION (SKG) DENGAN VARIASI WINDOW LENGTH PADA METODE SAVITZKY-GOLAY FILTER BERBASIS JARINGAN LORA

Author : Naufal Faris Saha SIka  , Faridatun Nadziroh, I Gede Puja Astawa

Abstrak

Kemajuan teknologi nirkabel, khususnya dalam pengembangan Internet of Things (IoT), telah membawa manfaat besar dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah menjaga keamanan data yang dikirim melalui jaringan nirkabel. Penelitian ini berfokus pada pengamanan komunikasi dalam jaringan LoRa melalui penciptaan kunci rahasia yang andal. Metode yang digunakan meliputi Channel Probing, Savitzky-Golay Filter, Synchronize Quantization, Privacy Amplification, dan enkripsi AES-128. Kombinasi metode ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas Reciprocal Channel Probing antara Node dan Gateway, serta menentukan panjang jendela optimal guna menghasilkan variasi kunci terbaik. Optimalisasi ini diharapkan dapat memperkuat mekanisme keamanan data dalam jaringan LoRa, mengurangi risiko serangan, dan menjawab kebutuhan akan keamanan yang lebih tinggi dalam ekosistem IoT. Dengan pendekatan berbasis pra-pemrosesan, penelitian ini memberikan solusi awal untuk meningkatkan keandalan sistem komunikasi nirkabel di tengah meningkatnya ancaman keamanan siber.


Animasi 2D Murottal Surat-Surat Pendek

Author : Davith Efendhi  , Widi Sarinastiti, Darmawan Aditama

Abstrak

Skripsi ini mengemukakan tentang implementasi metode murottal dalam menghafal Alquran. Hal ini menjadi penting karena metode yang digunakan untuk menghafal sangat berpengaruh terhadap proses menghafal Alquran. Sama halnya seperti penyanyi yang sering mendengarkan lagu, seorang penghafal Alquran juga sering mendengar murottal baik saat proses menghafal maupun saat muroja’ah. Di waktu luang pun mereka senang mendengar murottal, bahkan ada sebagian orang yang tidak bisa menghafal sebelum mereka mendengar murottal terlebih dahulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh cara santriwati menghafal Alquran dengan metode murottal. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah dua orang ustadzah termasuk ibu pengasuh dan 10 orang santriwati. Sedangkan objek dalam penelitian adalah implementasi metode murottal dalam menghafal Alquran pada pondok tahfiz mahasiswi Siti Khadijah Banjarmasin. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumenter.