Author : Farendza Muta'ali Muda , Bima Sena Bayu Dewantara, Agus Indra Gunawan
Abstrak
Ikan merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia dan dianggap sebagai salah satu penghubung terpenting dalam rantai makanan. Secara keseluruhan ikan merupakan sumber fosfor, kalsium, protein dan lemak baik. Selain itu ikan merupakan salah satu sumber yang paling banyak di budidayakan di Indonesia dan juga menjadi sumber ekspor terbesar di Indonesia. Tetapi ikan sebagai mahluk hidup juga dapat menderita berbagai penyakit karena hampir semua ikan membawa patogen dan parasit. Dalam mendeteksi penyakit pada ikan, banyak dilakukan secara manual oleh pembudidaya ikan yang berpengalaman serta memakan waktu yang lama karena diperlukan untuk meneliti mikroorganismenya. Dengan menggunakan metode ini juga masuh sulit untuk mendeteksi jenis patogen yang menyerang ikan secara akurat. Oleh karena itu, dengan adanya kondisi tersebut pada tugas akhir ini dibuat sebuah sistem untuk mendeteksi penyakit dan patogen yang menyerang pada ikan berdasarkan perubahan kulit berbasis pengolahan citra. Penyakit yang dapat dideteksi oleh sistem ini ada 3 yaitu penyakit red spot, motile aeromonas septicemia, dan white spot serta dapat mendeteksi ikan normal. Sistem ini mempunyai 4 tahapan, yaitu preprocessing untuk memperbaiki kualitas citra dengan menggunakan metode resized image dan adaptive histogram equalization. Selanjutnya segmentasi untuk memisahkan area dari bagian ikan yang terinfeksi dan yang normal dengan menggunakan metode K-Means Clustering. Ektraksi fitur untuk melakukan ekstraksi ciri pada citra, dan klasifikasi untuk menentukan apakah ikan normal ataupun terkena penyakit dengan menggunakan metode Artificial Neural Network. Pada proyek akhir ini, dilakukan pengujian terhadap 34 data testing, dari hasil pengujian yang dilakukan didapatkan tingkat akurasi sistem sebesar 38% dengan persen error sebesar 61%
ANALISA TEKNIK REDUKSI PAPR SLM MENGGUNAKAN PROLATE-BINARY SEQUENCES PADA SISTEM MIMO-OFDM BERBASIS PERANGKAT LUNAK
Author : Syafira Az-Zahra , Yoedy Moegiharto, Hendy Briantoro
Abstrak
OFDM merupakan teknik transmisi multicarrier yang sering digunakan pada komunikasi nirkabel. Namun, teknik ini menghasilkan nilai Peak to Average Power Ratio yang tinggi. PAPR yang tinggi dapat merusak sinyal dan mengurangi efisiensi dari power amplifier. Oleh karena itu nilai PAPR yang tinggi harus direduksi. Teknik reduksi PAPR yang digunakan yaitu SLM, namun pada teknik tersebut terdapat pengiriman SI (Side Information) yang dapat mengurangi throughput data dan efisiensi spektral. Untuk menghindari pengaruh pengiriman SI pada sistem SLM OFDM, digunakan deretan-deretan rotasi phase deterministik seperti Prolate-binary sequences agar dapat diestimasi di penerima. Untuk itu dalam proyek akhir ini, dilakukan simulasi reduksi PAPR menggunakan teknik Selected Mapping (SLM) menggunakan Prolate-binary sequences pada sistem MIMO-OFDM. Hasil akhir dari proyek akhir ini adalah pada penggunaan nilai parameter prolate (w) 0,25 dengan subcarrier 512 diperoleh nilai PAPR sebesar 8,32 dB dan probabilitas CCDF 10-3 sedangkan untuk w 0,1 diperoleh nilai PAPR sebesar 8,35 dB, sehingga w yang lebih baik digunakan adalah 0,25. Pada penggunaan Prolate-binary sequences dengan subcarrier 512, modulasi QPSK diperoleh nilai PAPR sebesar 8,3 dB dan probabilitas CCDF 10-3 sedangkan ketika menggunakan Riemann-binary sequences diperoleh nilai PAPR 8,4 dB, sehingga penggunaan Prolate-binary sequences pada sistem SLM-MIMO OFDM lebih baik dibandingkan dengan penggunaan Riemann-binary sequences.
RANCANG BANGUN MONITORING LEVEL BATERAI PADA LED EMERGENCY LIGHT
Author : Afzanila Istifadah , Epyk Sunarno, Moh. Zaenal Efendi
Abstrak
Seringnya terjadi pemadaman listrik bergilir dalam suatu daerah tertentu maupun pada saat musim penghujan menjadikan lampu darurat banyak digunakan sebagai cadangan penerangan alternatif. Namun, lampu darurat juga sering mengalami kerusakan akibat overcharging. Maka perlu adanya monitoring level baterai untuk menghindari adanya kerusakan. Proyek akhir ini membahas tentang teknologi monitoring level baterai pada LED Emergency Light. Dimana monitoring dilakukan dengan menggunakan mikrokontroler ATMega 16 dan LCD untuk menampilkan besar arus, tegangan, dan status level pada baterai. Besar arus dan tegangan didapat dari data sensor arus (ACS 712) dan sensor tegangan (pembagi tegangan) yang dikonversi oleh mikrokontroler. Pengisian pada baterai asam timbal menggunakan rangkaian charger LM317. Sedangkan, pemutus otomatis pada LED Emergency Light menggunakan relay DC. Relay DC ini akan bekerja untuk memutus pengisian baterai ketika baterai dalam kondisi penuh. Sistem LED Emergency Light dapat melakukan pengisian selama 7 jam (420 menit) dengan tegangan pengisian sebesar 7,35 Volt dan arus pengisian sebesar 0,65 Ampere.
EVALUASI SKEMA KUANTISASI MULTI BIT PADA MEKANISME PEMBANGKITAN KUNCI
Author : Nur Zakiyyatul Fadlilah , Mike Yuliana, Tri Budi Santoso
Abstrak
Dalam proses pengiriman data dibutuhkan keamanan data agar tidak terjadi proses kebocoran. Penggunaan enkripsi data secara klasik memiliki kompleksitas tinggi dan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan sistem kriptografi jauh lebih lama dari validitas informasi. Hal ini menyebabkan kerahasiaan kurang terjamin. Dengan menggunakan Physical Layer Security pada kunci rahasia kita dapat memanfaatkan sumber daya yang belum digunakan. Penggunaan diganti dengan memanfaatkan kondisi kanal wireless. Key generation dari keacakan saluran nirkabel merupakan alternatif yang menjanjikan untuk pembentukan kunci kriptografi antar dua pengguna. Dalam proyek akhir ini akan dibuat suatu kunci rahasia dengan memanfaatkan karakteristik nilai acak di kanal wireless. Pada proyek akhir ini dibuat sistem pembangkitan kunci rahasia pada sistem komunikasi data berdasarkan nilai sinyal fading yang kemudian ditingkatkan korelasinya dengan proses interpolasi menggunakan delay 0.4. Kuantisasi nilai fading dilakukan secara multibit dimana setiap data menghasilkan 2 bit untuk pembangkitan kunci rahasia. Berdasarkan data penelitian ini dapat diketahui proses interpolasi hanya berpengaruh paling banyak 0.019 tetapi paling banyak memengaruhi pada proses BCH di mana menghasilkan bit yang lebih banyak. Nilai Key Disagreement Rate (KDR) rata-rata adalah sebesar 30% dan nilai Key Generation Rate (KGR) rata-rata 20 bit/s. Dengan menggunakan BCH 255, 87 dihasilkan 103-110 kunci dan semuanya memenuhi eluruh syarat randomness pada National Institute of Standards and Technology (NIST) dengan nilai diatas 0,01. Semua kunci rahasia yang dibangkitkan valid dan dapat digunakan untuk enkripsi dan dekripsi data lokasi kendaraan tahanan. Sehingga dapat dipastikan bahwa informasi yang dikirim aman.  
RANCANG BANGUN POWER INVERTER 1 FASA UNTUK INJEKSI PERALATAN TES RELAY PROTEKSI DENGAN SISTEM MONITORING
Author : Kinan Sany Luwida , Hendik Eko HS, Lucky Pradigta Setiya Raharja
Abstrak
Relay proteksi sangat penting untuk pengaman dalam panel proteksi terutama untuk mengidentifikasi gangguan dan mengamankan bagian peralatan yang masih sehat guna meminimalisir kerusakan dan kerugian lebih besar pada sistem tengaga listrik di kemudian hari. Ada berbagai gangguan pada sistem tenaga listrik, antara lain gangguan arus lebih, gangguan hubung singkat, gangguan tegangan lebih atau kurang, dll. Relay proteksi dapat dikatakan baik dan layak digunakan jika dilakukan pengujian sebelum digunakan di lapangan. Untuk mempermudah dalam pengujian relay proteksi maka diperlukan alat yang mudah dioperasikan, dapat dibawa kemana-mana dan memenuhi kebutuhan dari karakteristik relay proteksi yang akan diujikan. Dalam proyek akhir ini dibangun Power Inverter 1 fasa yang dapat menunjang dan memudahkan engineer untuk commissioning relay proteksi. Power inverter 1 fasa ini disupply oleh aki 24V lalu dihubungkan ke full bridge inverter 1 fasa dengan modulasi Sinusoidal Pulse Width Modulation (SPWM) yang dibangkitkan oleh mikrokontroller. Karena outputan dari inverter belum berbentuk sinus murni maka diberi filter LC. Setelah di filter, tegangan keluaran dinaikkan oleh trafo sehingga sesuai dengan relay proteksi yang akan diuji. Pada pengujian ini hanya dilakukan untuk gangguan arus lebih, gangguan tegangan kurang atau lebih dan gangguan daya balik. Parameter pengujian ini ialah Power Inverter 1 fasa ini dapat melakukan injeksi terhadap relay proteksi sesuai gangguan yang akan diuji dengan membandingkan settingan relay terhadap kemampuan injeksi power inverter 1 fasa ini.
Kategori
D3 Teknik ElektronikaD3 Teknik Telekomunikasi
D3 Teknik Elektro Industri
D3 Teknik Informatika
D3 Teknologi Multimedia Broadcasting
D4 Teknik Elektronika
D4 Teknik Telekomunikasi
D4 Teknik Elektro Industri
D4 Teknik Informatika
D4 Teknik Mekatronika
D4 Teknik Komputer
D4 Teknik Teknologi Game
S2 Teknik Elektro
S2 Teknik Informatika dan Komputer