Author : Al Dinar Abnan   , Endro Wahjono, Eka Prasetyono
ABSTRAK

Pendistribusian listrik di PT. PLN ULP Kenjeran sering mengalami masalah susut (losses) energi listrik. Berdasarkan data Realisasi Susut ULP Kenjeran tahun 2019, susut tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2019 yaitu sebesar 9.67%. Sedangkan, susut maksimal yang diperhitungkan oleh PT.PLN sebesar 4,94%. Susut ini disebabkan oleh pencurian listrik dan pelanggan yang menunggak. Untuk mengatasi dua permasalahan tersebut, PT. PLN ULP Kenjeran telah melakukan kegiatan P2TL (Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik) dan pemasangan alat pemutus tunggakan. Namun, penentuan Target Operasi (TO) P2TL masih berdasarkan data pemakaian kWh tiap bulannya sehingga belum bisa dijadikan barang bukti pelanggaran yang valid dan penggunaan alat pemutus tunggakan tidak dapat dikontrol secara jarak jauh. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dirancang “Alat Pemutus dan Pendeteksi Dini Pencurian Listrik Untuk Target Operasi P2TL Berbasis SMS”. Alat ini dilengkapi sensor arus SCT-013 yang dapat mendeteksi pencurian listrik dengan cara mengukur arus phasa dan arus netral pada Sambungan Rumah (SR) dengan metode Kirchhoff Current Law (KCL). Apabila terindikasi melakukan pencurian listrik, maka mikrokontroler akan mengirim SMS ke smartphone pegawai PLN untuk dijadikan Target Operasi (TO) P2TL. Kemudian data hasil pengukuran akan disimpan secara kontinyu melalui media Bluetooth. Alat ini juga dilengkapi relay yang berfungsi melakukan pemutusan sementara supply energi listrik ke rumah pelanggan. Berdasarkan hasil pengujian, pengukuran sensor arus SCT-013 baik phasa maupun netral yang telah dibandingkan dengan Tang Ampere Hioki 3286 tergolong akurat karena memiliki %Error sebesar <1%.

[DOWNLOAD ABSTRACT]