Author : Robby Rahmatullah   , Setyo Nugroho
ABSTRAK

Indonesia memiliki potensi energi bayu yang cukup besar seharusnya menjadi peluang bagi Indonesia. Turbin angin tipe horizontal sering mengalami permasalahan pada kecepatan angin di Indonesia yang cenderung rendah dan fluktuatif. Koefisien gaya angkat turbin angin mempengaruhi turbin angin dalam mengkonversi energi angin ke mekanik. Salah satu cara untuk meningkatkan performa turbin angin dengan cara merubah geometri dari turbin angin. Pada proyek akhir ini dilakukan studi eksperimen, teori BEM dan numerik mengenai pengaruh amplitudo tuberkel pada leading edge yang dibandingkan dengan performa turbin angin tanpa tuberkel. Variasi amplitudo pada tuberkel adalah 0.015c, 0.045c, 0.085c, dan 0.1c. Pengujian dilakukan pada kecepatan aliran 6 – 8 m/s dengan menggunakan modul uji wind tunnel. Setelah dilakukan pengujian, tiap – tiap variasi menghasilkan TSR yang berbeda – beda. Pada TSR 0.54, penggunaan variasi amplitudo 0.015c menunjukkan performa paling baik dengan Cp sebesar 0.0077. Variasi amplitudo 0.015c dapat meningkatkan performa sebesar 40% dari turbin angin tanpa variasi tuberkel. Sedangkan pada TSR 0.59, penggunaan variasi 0.1c memiliki performa terbaik sebesar 0.0079 dengan peningkatan performa sebesar 43%. Berdasarkan simulasi CFD, peningkatan performa disebabkan oleh peningkatan starting vortex sehingga perbedaan tekanan meningkat. Perbedaan tekanan yang meningkat dapat meningkatkan gaya angkat.

[DOWNLOAD ABSTRACT]