Author : Angga Dony Saputra   , Hendik Eko HS, Rusiana
ABSTRAK

Proses pengeringan pakaian pada industry laundry sebagian besar dilakukan dengan dengan cara konvensional dan memerlukan waktu yang lama sedangkan dengan mesin pengering yang menggunakan listrik membutuhkan konsumsi daya yang sangat besar.Hal ini bergantung pada kondisi suhu dan kelembaban di lingkungan sekitar yang berubah-ubah serta dapat menghabiskan biaya yang cukup besar. Tidak menentunya suhu dan kelembaban sekitar dapat memperlama waktu proses pengeringan pakaian. Seperti yang kita ketahui sebagian besar industry laundry menggunakan Air Conditioner (AC) sebagai pendingin ruangan agar pegawai dan pelanggan merasa nyaman,akan tetapi sering kita jumpai banyak yang tidak memanfaatkan sisa hasil buang dari AC dengan baik. Maka dari itu untuk dapat memanfaatkan panas sisa hasil buang AC tersebut dapat kita gunakan sebagai salah satu sumber pemanas pada lemari pengering pakaian pada industry laundry yang ada. Sistem tersebut terdiri dari heater yang berfungsi sebagai alat untuk menaikkan suhu dan untuk sirkulasinya dibantu oleh exhaust dan blower sehingga penyebaran panas agar merata. Dalam perancangan sistem suatu peralatan elektronik yang mempunyai kemampuan untuk membantu proses pengeringan pakaian secara terkontrol, digunakan rangkaian mikrokontroller ATMEGA 16 dan dengan sensor temperatur dan kelembaban berupa IC SHT 11. Sensor tersebut digunakan untuk membaca suhu dan kelembaban dalam kabin pengering. Yang menjadi perbedaan antara pengeringan secara manual dengan otomatis adalah perbedaan waktunya, pada pengeringan pakaian secara terkontrol dapat mempercepat proses pengeringan pakaian serta menghemat pemakaian daya listrik dibandingkan dengan cara konvensional.

[DOWNLOAD ABSTRACT]